Subscribe:

Pages

Rabu, 05 Oktober 2011

Arti Sebuah Persahabatan

Bunyi ayam berkokok, alarm berbunyi dan suara mama yang terus memanggilku. Aku terbangun karena semua suara itu. Saat aku melihat jendela kamarmu langit sudah mulai terang “aku.. terlambat…” Aku berlari menuju kamar mandi, aku melakukan apa yang seharusnya dilakukan di kamar mandi. Setelah aku mandi dan keluar dari kamar mandi aku melihat jam dinding kamarku sudah menunjukan pukul 06.30 WIB, aku tergesa-gesa memakai baju, mengikat rambut dan lain-lain. Setelah semua selesai aku keluar dan memakai sepatuku. Diluar rumahku terdengar beberapa suara yang memanggil namaku “mita..mita..mita..” Aku teringat bahwa aku ada janji dengan sahabatku untuk pergi sekolah bersama.
Aku bergegas keluar menyahut pangggilan dari sahabat-sahabatku dan menuju ke sahabat-sahabatku. “iya..iya ” “uh.. kamu lama sekali” “ya.. maaf..” “ ya sudah kita pergi ke sekolah sekarang.. nanti kita terlambat,” Kamipun melangkah menuju sekolah yang berjarak kurang lebih 200 meter dari rumahku.

Kami bercanda ria di dalam perjalanan menuju sekolah. Pada saat sampai di Gerbang sekolah. Lonceng sekolahpun berbunyi, kami berlari menuju kelas masing-masing untuk meletakkan tas lalu menuju barisan masing-masing. Namaku mita, aku mempunyai 4 orang sahabat yaitu dewi, mela, deta dan lala. Kami bersahabat dari kelas 1 SMP. Dulu waktu pertama kali masuk SMP kami tidak mengenal satu sama lain sampai kami naik kelas 2 SMP. Walau kami satu kelas yaitu 8a. Aku berteman dengan teman sekelas denganku waktu kelas 7 dan merekapun juga. Semua berawal dari sebuah tugas bahasa Indonesia. Kami harus membuat sebuah drama, aku mendapat satu kelompok yang sama dengan mereka. Pada waktu itu ketuanya adalah Dewi. Yang mungkin menurut kami dia yang paling pintar di kelas itu. Kami berkumpul di rumah Dewi, mula-mula memang belum terlalu akrab tetapi dua sampai tiga kali latihan untuk drama kami menjadi lebih akrab. Setelah Persiapan drama selesai. Hari itu hari kamis. Kami tampil membawakan drama kami. Kami tampil yang kedua. Aku menjadi demam panggung karena aku baru pertama kali main drama. “duh.. aku takut nih” “ g’ apa-apa.. kita harus rileks dan nanti ditengah drama pasti kamu menikmatinya” Kelompok kami di panggil “selanjutnya penampilan dari kelompok 2”. Perasaanku bercampur aduk menjadi satu, dari rasa cemas, gundah, takut dan lain-lain. Tapi saat kami tampil perasaanku seolah-olah hilang. Aku menjadi lebih menikmati drama itu. Setelah drama kami selesai. Aku merasa lega sekali. Setelah kejadian itu kami menjadi lebih dekat dan bersahabat. Kemana-mana kami selalu berlima. Kata orang dulu dalam sebuah persahabatan pasti ada sebuah ujian. Aku percaya kata orang dulu itu, karena dalam persahabatan kami, kami mengalami sebuah masalah yang berawal dari, kami berdiskusi suatu permasalahan yang menimpa keluarga mela. Keluarganya hampir pecah. Dia mencurahkan isi hatinya kepada kami. Dewi berpendapat kita harus membantu mela. Tapi pendapatku lain……… “ sebenarnya, kita tidak boleh mencampuri urusan pribadi orang lain, biar mereka yang menyelesaikannya sendiri, kalau menyelesaikan masalah pribadi dengan mengajak orang lain, pasti masalah itu tidak akan selesai, malahan akan bertambah dan meluas” pendapatku, tapi dewi berpendapat sebaliknya “ dia kan sahabat kita, berarti keluarganya juga sahabat kita, berarti kita juga boleh mencampuri urusan mereka” Aku tetap pada pendirianku. Akhirnya sama-sama kami tidak mencampuri urusan keluarga mela. Karena perdebatan itu, aku dan dewi menjadi tidak bersapa’an. Walau kami selalu jalan berlima. Sebulan kemudian, mela bercerita bahwa keluarganya akur kembali. dewi menyadari bahwa perkataanku benar, besoknya dia meminta maaf kepadaku. Dia baru menyadari memang kita tidak boleh mencampuri urusan orang lain dan belum tentu masalah itu selesai kalau kita juga ikut campur dalam masalah itu. Sebagai seorang sahabat akupun memaafkannya. “ kitakan sahabat, jadi aku memaafkanmu” Bagiku manusia tidak ada yang sempurna. Walaupun mereka pintar, pandai ataupun jago dalam semua hal pasti ada satu kesalahan mereka. Walaupun dewi membuat kesalahan. Bagiku aku juga membuat kesalahan. Kesalahanku yaitu mengikuti egois ku untuk tidak menyapa dewi dan memusuhinya. Dari permasalahan di atas aku dan sahabat-sahabatku mulai mengerti arti persahabatan, mulai mengerti bahwa kita tidak boleh mencampuri urusan orang lain, mencampuri yang bukan urusan kita, memaafkan kesalahan sahabat kita walau kadang itu rumit dan juga mulai menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Walaupun kita mempunyai suatu masalah kita tidak boleh mengikuti egoisme kita walaupun bukan kita yang salah. By : Reski Yunisa Mareska ----Sekian-----

0 komentar:

Posting Komentar